Kediri, Kotaku
Simpang Lima Gumul
Monumen
Simpang Lima Gumul atau biasa disingkat SLG adalah salah satu bangunan
yang menjadi ikon Kota Kediri yang bentuknya menyerupai Arc De Triomphe
yang berada di Paris, Perancis. Bangunan ini terletak di Desa Tugurejo, Kecamatan
Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tepatnnya di pusat pertemuan
lima jalan yang menuju ke Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan
Plosoklaten, Kediri.
Jika Arc de Triomphe dibangun untuk menghormati para pejuang yang bertempur dan mati bagi Perancis dalam Revolusi Perancis dan Perang Napoleon, namun belum ada kejelasan mengapa dan untuk menghormati siapa Monumen Simpang Lima Gumul Kediri ini dibangun.Dalam beberapa sumber menyebutkan, bahwa didirikannya monumen ini dikarenakan terinspirasi dari Jongko Jojoboyo, raja dari Kerajaan Kediri abad ke-12 yang ingin menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri.
Selain sebagai ikon sebuah kota, saat ini SLG juga menjadi sentra (pusat) ekonomi dan perdagangan baru (Central Business District) di Kabupaten Kediri, sehingga diharapkan dapat membuat perekonomian Kediri semakin bertambah maju.Monumen Simpang Lima Gumul berlokasi di kawasan yang strategis dan dilengkapi dengan beragam sarana umum, seperti gedung pertemuan (convention hall), gedung serbaguna (multipupose), Bank daerah, terminal bus antar kota dan MPU (Mobil Penumpang Umum), pasar temporer (buka pada waktu-waktu tertentu) Sabtu-Minggu dan sarana rekreasi seperti wisata air Water Park Gumul Paradise Island.
Jika Arc de Triomphe dibangun untuk menghormati para pejuang yang bertempur dan mati bagi Perancis dalam Revolusi Perancis dan Perang Napoleon, namun belum ada kejelasan mengapa dan untuk menghormati siapa Monumen Simpang Lima Gumul Kediri ini dibangun.Dalam beberapa sumber menyebutkan, bahwa didirikannya monumen ini dikarenakan terinspirasi dari Jongko Jojoboyo, raja dari Kerajaan Kediri abad ke-12 yang ingin menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri.
Selain sebagai ikon sebuah kota, saat ini SLG juga menjadi sentra (pusat) ekonomi dan perdagangan baru (Central Business District) di Kabupaten Kediri, sehingga diharapkan dapat membuat perekonomian Kediri semakin bertambah maju.Monumen Simpang Lima Gumul berlokasi di kawasan yang strategis dan dilengkapi dengan beragam sarana umum, seperti gedung pertemuan (convention hall), gedung serbaguna (multipupose), Bank daerah, terminal bus antar kota dan MPU (Mobil Penumpang Umum), pasar temporer (buka pada waktu-waktu tertentu) Sabtu-Minggu dan sarana rekreasi seperti wisata air Water Park Gumul Paradise Island.
Makanan Khas Kota Kediri
Tahu Kuning
Tahu
Kuning atau dikenal dengan sebutan Tahu Takwa adalah tahu yang berwarna
kuning, yang disebabkan karena air rendaman tahu diberi kunyit atau
pewarna sintesis.Tahu kuning merupakan makanan khas Kota Kediri, karena
sentra (pusat) pembuatannya banyak dijumpai di Kediri.Tahu kuning
memiliki bentuk kotak persegi empat dan agak pipih.Tahu ini juga
memiliki kepadatan yang lebih baik dibandingkan tahu putih, sehingga
ketika dipotong tahu tidak mudah hancur.Selain itu, tahu kuning memiliki
tekstur kenyal, berpori halus,dan lembut.
Dari
segi rasanya, tahu kuning memiliki rasa yang gurih tanpa rasa asam sama
sekali.Jika digoreng, bagian luarnya akan berubah menjadi kering dan
renyah, sedangkan bagian dalam tetap lembut dan kenyal.
Gethuk Pisang
Selain tahu kuning, Kediri juga terkenal dengan salah satu camilan khasnya Getuk Pisang. Konon
gethuk pisang adalah camilan tradisional warisan turun temurun dari
zaman kerajaan. Bahkan Dewi Sekartaji, putri dari kerajaan Jenggala
(pecahan dari kerajaan Kediri) sangat menyukai gethuk pisang ini.Tidak seperti gethuk pada umumnya yang biasa terbuat dari singkong, ubi atau sukun, gethuk pisang ini terbuat dari pisang. Pisang yang digunakan pun dipilih jenis pisang raja nangka. Pisang raja nangka dipilih karena memiliki citarasa yang khas, berbeda dengan pisang pada umumnya. Rasa manis-asam yang khas, dan teksturnya yang agak keras membuat jenis pisang ini tidak lembek ketika dikukus.
Untuk membuat gethuk pisang, biasanya dipilih pisang raja nangka yang tidak terlalu matang, agar tekstur gethuk nanti lebih padat. Tidak sulit membuat gethuk pisang. Setelah dibersihkan pisang raja nangka dikukus untuk kemudian dihancurkan selagi panas, sambil diberi sedikit gula, garam dan vanili. Kemudian baru dibungkus dengan daun pisang layaknya lontong, dengan menyematkan potongan lidi di ujung-ujungnya. Agar aroma daun semakin kuat, kukus kembali gethuk yang sudah dibungkus daun pisang.
Tak hanya rasa gethuk pisang yang enak, kandungan gizinya pun juga sangat baik untuk tubuh. Mulai dari kandungan kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, Vitamin C.
Jika berkunjung ke Kediri tidak sulit menemukan gethuk pisang. Di toko oleh-oleh seperti di kawasan jalan Yos Sudarso, Patimura, Dhoho, atau di kios oleh-oleh di daerah Braan (perbatasan kab. Kediri, Kab. Jombang dan Kab. Nganjuk), bisa juga di kios-kios kecil di kota Pare, bahkan di pedangang asongan di terminal.
Gethuk pisang dijual dengan harga yang relatif murah. Harganya berkisar antara Rp 2.500 sampai Rp 5.000 per buah. Mengingat bahan dan cara pembuatannya yang masih tradisional, gethuk pisang tidak lama bertahan. Antara 3-5 hari jika disimpan di suhu ruangan, dan 2 minggu jika disimpan di dalam lemari es.
Read Users' Comments (0)